Rabu, 21 Mei 2014

Pemanasan Global

Pemanasan global atau Global Warming
Kita mungkin sering mendengar pernyataan seperti ini, “Koq Hujan ya bulan ini, padahal mestinya musim kemarau? Atau” panas benar hari ini” untuk menggambarkan makin tidak menentunya cuaca dan iklim  di sekitar kita, di samping juga makin banyak bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali akhir-akhir ini, seperti halnya banjir, puting beliung, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun.Semua ini menunjukkan bahwa bumi sedang mengalami apa yang dikenal dengan  Global Warming  atau Pemanasan Global. Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi  selama seratus tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, yakni  0.74 ± 0.18 °C. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Istilah “gas rumah kaca” berarti kelompok gas yang berasal dari atmosfer, yang berfungsi menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan demikian tanaman yang berada di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari.
            Yang dimaksud dengan efek rumah kaca, adalah proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet, termasuk dalam hal ini bumi), yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami  atau dalam keadaan normal, yang diperlukan, karena dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda, dan efek rumah kaca yang terjadi akibat adanya peningkatan aktivitas manusia (yang dikenal dengan pemanasan global).
Seperti diketahui, segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.  Adanya gas rumah kaca yang “terperangkap “ini sangat dibutuhkan oleh kehidupan di bumi, karena tanpa adanya gas rumah kaca tersebut, bumi akan menjadi sangat dingin, yakni -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan. Dengan adanya gas rumah kaca, maka suhu suhu rata-rata bumi akan sebesar 15 °C.
Gas rumah kaca yang merupakan kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2) (terutama yang terjadi sebagai akibat pembakaran bahan bakar fosil), metana (CH4) yang dihasilkan oleh pertanian dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) (terutama yang berasal dari pupuk), dan gas CFC (Chlorofluorocarbons),  yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan. Di samping itu rusaknya hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2, ikut berperan memperparah pemanasan global. Hal ini disebabkan pohon-pohon yang mati melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.

Pada prinsipnya setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih besar dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar