Rabu, 21 Mei 2014

Sejarah Berdirinya PT Sinar Sosro

SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO.

Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah.

Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah.

Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta.


Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.

Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.

Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.

Model botol untuk kemasan Tehbotol Sosro mengalami tiga kali perubahan yakni :

1. Botol Versi I
Dikeluarkan pada tahun 1970 dengan merek TEHCAP BOTOL SOFT DRINK SOSRODJOJO

2. Botol Versi II
Dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan ”CAP” lebih kecil, sehingga orang lebih membaca TEH BOTOL), selain itu Penulisan Soft Drink dihilangkan, dan tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih yang menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi SOSRO dalam logo bulat merah.

3. Botol Versi III
Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merk TEHBOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung, Jakarta.

Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi SOSRODJOJO yakni :
  • Generasi Pertama (Pendiri Grup Sosro) :
    • Bapak Sosrodjojo
  • Generasi Kedua
    • Bapak Soemarsono Sosrodjojo
    • Bapak Soegiharto Sosrodjojo
    • Bapak Soetjipto Sosrodjojo
    • Bapak Surjanto Sosrodjojo
  • Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak Sosrodjojo atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga

Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan :
  • PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A
  • PT. GUNUNG SLAMAT, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko
    PT. GUNUNG SLAMAT mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand Award 2008 untuk kategori Teh Celup

Cerita Rakyat Jawa Timur : Asal-usul Kota Surabaya


Kota Surabaya yang kini ramai dan terkenal, asal-usulnya sangat unik dan menarik, bahwa dahulu kala di lautan luas seringkali erjadi pertengkaran antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Keduanya bertengkar, karena ingin berebut mangsa. Antara ikan hiu Sura dan Buaya sama kuat, cerdik, tangkas dan rakus. Mereka bertengkar berulangkali ternyata di antara keduanya tidak ada yang menang dan juga tidak ada yang kalah. Seringnya pertengkaran yang dialaminya akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
Ikan Sura berkata, “Hai Buaya aku jemu dan bosan, bila terus menerus bertengkar!”. “Aku juga bosan,” kata Buaya. Lalu apa yang kita kerjakan, agar kita berhenti bertengkar? Tanya Buanya.
Memang ikan Hiu Sura sudah punya rencana agar pertengkaran dengan Buaya segera berhenti, sehingga dia menerangkan kepada Buaya. Begini saja agar kita tidak terus menerus bertengkar, sebaiknya kita bagi dua daerah kekuasaan ini. Aku berkuasa sepenuhnya dalam air dan akan mencari mangsa dalam air saja. Sedangkan kamu berkuasa di daratan, sehingga yang menjadi mangsamu, yaitu ada di daratan. Agar tidak menimbulkan sengketa, maka batas antara air dan daratan harus kita tentukan, yakni tempat yang dilalui air laut pada saat pasang surut.
Semenjak adanya pembagian dua wilayah itu, maka tidak lagi pertengkaran antara ikan Hiu Sura dengan Buaya, sehingga di antara keduanya sudah ada kesepakatan untuk menjaga serta menghormati daerah masing-masing.
Dengan sembunyi-sembunyi pada suatu hari ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Pada awalnya kebiasaan ini tidak sampai diketahui oleh Buaya, tetapi tiba-tiba suatu saat kebiasaan itu diketahui oleh Buaya, sehingga spontanitas Buaya itu marah kepada ikan Hiu Sura yang melanggar janjinya. Buaya berkata, “Hai Sura mengapa kamu berani memasuki sungai yang sudah menjadi daerah kekuasaan kami?” Berarti kamu telah melanggar perjanjian yang sudah kita sepakati berdua. Mendengar kemarahan Buaya itu ternyata ikan Hiu Sura tak merasa bersalah, bahkan dia santai-santai saja. Mengapa aku dibilang melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair, padahal kamu sudah bilang, bahwa aku termasuk penguasa di air, oleh karena itu termasuk juga daerah kekuasaanku, kata ikan Hiu Sura. Sungai itu kan ada di darat, padahal daerah kekuasaanmu kan di laut, sehingga sungai tetap daerah kekuasannku.
Buaya berkata,” Aku tidak pernah bilang sama kamu, bahwa aku hanya berkuasa di air laut, tetapi air sungai juga. ” Hai Sura kukira aku bodoh, sehingga kamu bikin seenaknya saja. Kau memang sengaja memulai berontak lagi. Aku tidak bodoh sebagaimana anggapanmu. Buaya saat itu benar-benar marah. Sementara Sura tenang-tenang saja dan terus mempertahankan pendapatnya karena aku pada posisi yang benar. Aku tak perlu banyak alasan apakah kamu bodoh atau cerdik yang penting air sungai dan air laut sepenuhnya daerah kekuasaanku, dan kamu jangan coba-coba lagi melangkah ke daerah kami, kata Hiu Sura.
Sura tetap mempertahankan pendapatnya dan tak mau kalah. Berarti kamu benar-benar ada unsur dan tujuan yang tidak baik kata Buaya, oleh karena itu perjanjian yang sudah kita sepakati bersama dulu, sebaiknya batal saja. Buaya dengan marah mengatakan,” Siapa di antara kita yang punya kekuatan terhebat, maka dialah yang berhak sebagai penguasa tunggal


Sura pun tidak enak mendengar kemarahan Buaya itu, sehingga terjadilah pertengkaran yang keras. Di antara keduanya saling memukul, menerkam, menggigit, menerjang, sehingga dalam waktu yang relatiaf singkat air yang ada disekitamya berubah menjadi merah, sebab aliran darah dari luka-luka Sura dan Buaya. Keduanya terus bertengkar tanpa henti-hentinya sampai mati-matian. Dalam pertengkaran yang dahsyat itu Buaya tergigit ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan, sehingga ekornya terpaksa membelok ke kiri. Demikian pula ekornya ikan Sura juga tergigit hampir putus, kemudian ikan Sura kembali ke lautan. Buaya sangat puas, karena bisa mempertahankan wilayahnya.
Itulah cerita asal usul Surabaya, sehingga membawa kesan bagi masyarakat Surabaya, yang pada akhimya nama kota Surabaya selalu dikaitkan dengan peristiwa yang pernah terjadi dahulu kala. Dan dari peristiwa inilah, lalu dibuat lambang Kotamadya Surabaya, yakni gambarnya ikan Sura dengan Buaya.
Tetapi di antara masyarakat ada yang berpendapat, bahwa Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat, Baya artinya Bahaya, sehingga Surabaya artinya selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud disini yaitu serangan dari tentara Tar-Tar yang hendak menghukum raja Jawa, padahal yang dihukum seharusnya Kartanegara, berhubung Kartanegara sudah terbunuh sampai tewas, sehingga Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-Tar. Jayakatwang dalam keadaan kalah, lalu tentara Tar-Tar dengan paksa merampas harta benda yang berharga dan beberapa gadis yang cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Perlakuan tentara Tar-Tar itu oleh Raden Wijaya tidak terima, sehingga Raden Wijaya mengadakan serangan tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh yang pada akhimya mereka kembali ke Tiongkok. Pada hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya tersebut, lalu ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
Demikianlah di antara pendapat masyarakat tentang asal usul kota Surabaya, yang begitu menarik serta penuh dengan kesan.
Sekarang kota Surabaya merupakan kota ramai, pusat perdagangan, pusat perindustrian, serta berbagai macam bidang kemajuan lainnya.
Tapi di sisi lain di kota Surabaya sering menimbulkan polemik, bila musim kemarau sulit untuk menemukan air bersih, sedangkan musim penghujan terancam bencana banjir, itulah Surabaya, satu-satunya kota terbesar di Jawa Timur.

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubu

Merokok merupakan kegiatan berbahaya tapi banyak dilakukan orang-orang hampir disetiap daerah atau tempat pasti kita jumpai seseorang sedang merokok, padahal bahaya merokok sangat buruk bagi kesehatan tubuh. Bahaya merokok bukan saja berdampak bagi sang perokok tapi juga bisa menyerang mereka yang tidak merokok dalam lingkungan tersebut.
Di Indonesia saat ini banyak gambar-bambar yang bertuliskan "Rokok Membunuhmu" dengan gambar seseorang sedang merokok, ini sepertinya kampanye dari pemerintah untuk setiap orang tentang bahaya merokok.
Bagi orang yang tidak merokok memang pasti sangat tidak menyukai orang yang merokok didekatnya, disamping bau asap rokok yang tidak enak juga bahaya yang ditimbulkan. Mereka yang tidak merokok pasti membenci perokok disekitarnya, karena mereka biasanya menjaga kesehatan tubuh dengan berbagai cara baik diet sehat dan mengatur pola makan juga berbagai hal untuk hidup tetap sehat. Namun hal tersebut terkadang terganggu dengan ulah perokok disekitar mereka.
Tapi untuk mereka yang memiliki kebiasaan merokok maka sudah tentu bila mereka tidak merokok sepertinya ada yang kurang, bahkan bila kebiasaan tersebut sudah menjadi bagian hidupnya maka jika tidak merokok maka bisa menimbulkan kegelisahan. Biasanya seorang perokok akan merokok disetiap kesempatan baik disaat bekerja, berkumpul dengan teman-teman, bahkan dirumah baik setelah makan maupun sedang menonton film terbaru dilayar kaca televisipun tidak luput dari kebiasaan buruk merokok. Merokok memang bisa membuat kecanduan yang parah dan sulit berhentinya, sehingga harus sejak dini untuk tidak merokok apalagi coba-coba untuk merokok karena akibatnya sangat berbahaya bagi masa depan.
Untuk hidup sehat memang seharusnya menghindari merokok dan lingkungan yang sudah terkontaminasi asap rokok. Saat ini sudah digalakkan bahwa diberbagai tempat umum juga gedung-gedung perkantoran larangan untuk merokok, hampir disetiap tempat umum terpampang jelas larangan dan bahaya merokok.
Mengapa rokok itu sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia dan juga lingkungan hidup ? Mari kita simak gambar rokok beserta kandungan rokok yang dihisap oleh mereka yang merokok.
Kandungan Rokok dan Bahaya Merokok
Sebenarnya hampir disetiap merek rokok pasti ada tulisan tentang kandungan rokok disertai bahaya rokok, yang hampir tulisannya sama saja yaitu : "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin"
Sebenarnya masih banyak lagi bahaya rokok bagi kesehatan, seperti dapat menyebabkan berbagai penyakit yaitu :
  1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
  2. Pengkroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis
  3. Putus haid awal
  4. Bronkitis
  5. Batuk
  6. Penyakit ulser peptik
  7. Emfisima
  8. Otot lemah
  9. Penyakit gusi
  10. Kerusakan mata
  11. Kanker perut
  12. Kanker usus dan rahim
  13. Kanker mulut
  14. Kanker Esofagus
  15. Kanker tekak
  16. Kanker pankreas
  17. Kanker payudara
  18. Kanker paru-paru
  19. Capek dan Pegal-pegal
  20. Penyakit saluran pernafasan kronik
  21. Melahirkan bayi yang cacat
  22. Keguguran bayi
  23. Kemandulan
  24. Strok
Jadi bila ingin hidup sehat maka berhenti merokok ! lalu terapkan pola hidup sehat dengan makan dengan menu makanan sehat bergizi seimbang, olah raga teratur dan juga istirahat yang cukup.

ADMINISTRASI BISNIS


Administrasi pada intinya melingkupi seluruh kegiatan dari pengaturan hingga pengurusan sekelompok orang yang memiliki diferensiasi pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Administrasi dapat berjalan dengan sua atau banyak orang terlibat di dalamnya

Sebagian besar literatur menggunakan istilah administrasi perkantoran dan manajemen perkantoran untuk menyebut administrasi.


Berikut ini pengertian dan definisi administrasi menurut beberapa ahli:

# ULBERT
Administrasi secara sempit didefinisikan sebagain penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh. Pengertian administrasi secara sempit ini lebih dikenal dengan istilah Tata Usaha

# WH EVANS
Administrasi adalah fungsi yang menyangkut manajemen  dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi

# ARTHUR GRAGER
Administrasi adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat suatu organisasi

# WILLIAM LEFFINGWELL dan EDWIN ROBINSON
Administrasi adalah cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, kapan, dan dimana pekerjaan itu harus dilakukan

# GEORGE TERRY
Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  
PENGERTIAN ADMINISTRASI BISNIS :
         Admisnistrasi Niaga atau yang sekarang menjadi popular dengan sebutanAdministrasi Bisnis, adalah bagian dari ilmu-ilmu sosial yang mempelajari proseskerja sama antara dua orang atau lebih dalam upaya mencapai suatu tujuan,merupakan ilmu yang berfokus pada prilaku manusia. Sebagai ilmu, administrasimempunyai objek, subjek, dan metode. Objek dari ilmu administrasi adalahorang-orang dengan prilakunya, subjek yang dipelajari adalah bentuk atau bagianserta mekanisme kerja sama, sedangkan metode merupakan cara atau pemikiranyang dikembangkan untuk mencapai tujuan dari kerja sama tersebut.
        Dalam karya besar Henri Fayol yang berjudul ADMINISTRATION INDUSTRIELLE ET
GENERALE yang membawa pengaruh besar atas ide-idemanajeman bisnis di Eropa dan terutama pada sejumlah Negara latin Amerikamembagi fungsi pokok “ADMINISTRATION” kedalam lima aspek pokok, antaralain:
a) Merencanakan ( to plan)
b) Mengorganisasi (to organize)
c) Memimpin (to command)
d) Melaksanakan pengkoordinasian ( to coordinate)
e) Melaksanakan pengawasan (to control)
         CIRI-CIRI ADMINISTRASI adalah sebagai berikut:
a). Adanya kelompok manusia (2 orang atau lebih)
b). Adanya kerjasama dari kelompok tersebut
c). Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
d). Adanya tujuan kelompok
Pendapat yang mempersamakan administrasi dan manajemen
a. William H. Newman:
Bukunya berjudul “administrative action”, tapi isinya menyangkut “the techniques of organization and managemen”.
b. M.E. Dimock :
“Administration or management is a planned approach to the solving of all kinds of problems in almost eveery individual or group acitivity both public or private”.
PERKANTORAN MODERN
Kamus besar Bahasa Indonesia (2002) mengartikan perkataan modern dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”. Dalam hal kantor, maka sifat, sikap dan cara berfikir serta bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah modern adalah berkenaan dengan penanganan data/informasi. Perkantoran modern mempunyai ciri-ciri:
a.       memiliki bangunan dan tata ruang yang baik,
b.      menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat,
c.       para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin profesional
d.      memiliki sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman.
e.       mendayagunakan biaya, menerapkan tatalaksana yang demokratis, efektif, efesiensi, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi.
Geoffry mills dkk (1990) menegaskan dalam bukunya “Modern Office Management” bahwa teknologi baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang “komonikasi dan pengelolaan data”
Kendala yang dihadapi oleh kantor-kantor pemerintah terutama sampai saat ini masih banyak kendala yang disebabkan oleh manajemen birokrasi di pemerintahan dalam hal biaya pengadaan barang-barang yang cenderung menghambat kemajuan kantor pemerintah itu sendiri,  terutama untuk kantor-kantor pemerintah di tingkat pedesaan yang masih sangat terpencil letaknya dukungan komputerisasi masih belum merata, belum lagi kendala SDM walau diakui kantor-kantor di wilayah perkotaan sudah mengarah ke sistem manajemen yang lebih baik, misalnya dalam pengelolaan data atau informasi sudah didukung dengan sistem pemrosesan data (electronic data processing) atau sering disebut dengan SIM (Sistem Informasi Manajemen), walau patut diakui juga belum sepenuhnya direalisasi kearah itu, namun sudah mengarah pada tahapan tersebut (Computer based system).
Keuntungan-keuntungan apabila kantor didukung dengan sistem komputerisasi adalah kecepatan, kecermatan, keterkinian komonikasi dan pemrosesan data. Namun dari berbagai pertimbangan, itu mungkin dapat dilakukan secara serentak atau simultan.
Kelemahan-kelemahan menggunakan komputersisasi adalah sebagai berikut:
a.    Kerusakan salah satu alat sebagai salah satu komponen, atau kesalahan yang terjadi pada salah satu sub sistem akan mengganggu sistem secara keseluruhan.
b.    Kesalahan dalam hal mengambil file induk untuk memasukkan data untuk disimpan, akan menyulitkan penemuannya kembali pada saat diperlukan, lebih-lebih data tersebut diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan  akibatnya bila belum juga ditemukan akan menjadikan keputusan yang diambil menjadi tidak sempurna, dan dapat dibayangkan dampaknya mudah diperkirakan.
c.    Terinfeksinya file-file penting oleh virus-virus akan sangat berpengaruh besar bagi proses pengambilan keputusan.
Semakin modern suatu kantor, sifat dan cakupan kegiatannya semakin menggelobal. Sehubungan dengan itu, semakin modern suatu kantor semakin banyak informasi yang dapat diakses, semakin besar pula peluang yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi atau instansinya. Akan tetapi sebaliknya, dari keuntungan tersebut di atas kantor modern perlu mewaspadai berbagai kemungkinan pengaruh negatif global yang bisa mengacaukan kegiatannya dalam pengelolaan  informasi.  Kita masih ingat korban virus yang terjadi pada pertenegahan Juli 2001 yang mengakibatkan korban  250.000 sistem di Amerika Serikat yang hanya dalam waktu 9 Jam. (Harian Kompas Kamis 20 September 2001. halaman: 2)
Referensi:
1.     Manajemen Perkantoran Modern (Modul Prajab Gol.III.Edesi Revisi)
2.     Administrasi dan Perkantoran

Pengertian Administrasi berasal dari Eropa Barat/Eropa Kontinental, melalui periode penjajahan Belanda, dimana Belanda merupakan salah satu bangsa yang terdapat dalam wilayah Eropa Barat.
Dasar peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan (kultur) dari bangsa-bangsa Eropa Barat adalah kebudayaan dan peradaban Rumawi, yang mengalami kemajuan pesat setelah dipengaruhi oleh Kebudayaan Yunani Klasik.
Pada awalnya, Bangsa Rumawi menerjemahkan istilah-istilah Yunani ke dalam bahasa Rumawi, yakni Bahasa Latin, dengan cara mengadopsi ide-ide dan pengertian Yunani klasik secara apa adanya. Lambat laun bangsa Rumawi mengembangkan sendiri Filosofi, Ilmu Pengetahuan, Hukum, Sistem Politik, dll, yang akhirnya menjadi dasar dari peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa Barat selama 15 abad dan sampai sekarang masih nampak pengaruhnya, misal:
1) Hukum-kodifikasi hukum yg kita kenal sekarang;
2) Sistem Pemerintahan – Republik; dan
3) Sistem Legislatif- DPR .
Adapun sistem sosial, sistem kenegaraan, sistem perekonomian dilakukan melalui kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi (administratio) yang masing-masing dipimpin oleh administrator. Administrator sebagai yang memimpin suatu administratio atau unit organisasi, bertanggung jawab kepada Pemilik/Majikan/Atasan(Maestro), yang memberikan tugas, kewajiban, dan pengarahan-pengarahan kepadanya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kepada Maestro,maka Administrator harus melakukan administer ( melayani, mentaati) terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai kebijaksanaan majikan tersebut sambil menjalankan administrare (yaitu menyelenggarakan Tata usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi, korespondensi, kearsipan) untuk mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya yang telah dilakukan menurut prosedur dan formalitas tertentu (mis: membuat berita acara, laporan). Untuk menggerakkan personil dalam rangka melakukan kegiatan-kegiatan organisasi yang dipimpin maka Administrator melakukan administro yang berarti memimpin, mengatur, mengemudikan. Istilah yang digunakan bagi administrator pada umumnya adalah: direktur, direksi.
Di Inggris perkembangannya berbeda sekali dari Eropa Kontinental. Di Inggris seorang administrator atau direktur disebut Manager. Jika pangkatnya tinggi sehingga ikut bertanggung jawab langsung kepada pihak pemilik organisasi/perusahaan, disebut Managing Director. Sedangkan director dalam bahasa Inggris/Amerika, oleh kita dan juga Belanda disebut Komisaris (Commissaris).
Pengertian Direktur yang sering dengar dan gunakan, dalam bahasa Inggrisnya disebut manager. Personnel Management (bhs.Ingg/Am), dalam bahasa Indonesia disebut Administrasi Personil, yang mencakup organisasi urusan personil, tata-usaha personil, dan pengelolaan personil. Pengelolaan sendiri dalam bhs.Inggris disebut management, akan tetapi management yang berbeda tingkat serta sifat dari ketatalaksanaan dan administrasi. Administrasi adalah manajemen yang paling tinggi. Financial management, diterjemahkan dengan Administrasi Keuangan, yang terdiri atas organisasi urusan keuangan, tatausaha keuangan, dan pengelolaan keuangan. Company management adalah Direksi Perusahaan, Company Manager adalah Direktur Perusahaan. Business Management adalah Pimpinan Perusahaan/Bisnis, sedangkan Business Administration adalah Administrasi Bisnis/Niaga.
Adminster : melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai kebijaksanaan majikan
Administrare :menyelenggarakan Tata Usaha: registrasi, inventarisasi, pembukuan, dokumentasi, korespondensi, kearsipan
Administratio : kegiatan-kegiatan unit-unit organisasi

Administro : memimpin, mengatur, mengemudikan. (leadership, management)

Karakteristik Dan Manajemen Bencana

KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN BENCANA
Kustiawan Tri Pursetyo
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007. Sedangkan menurut ISDR (2004) bencana merupakan suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri. Menurut UU 24 tahun 2007, bencana dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu :
1.      Bencana Alam
      Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor
2.      Bencana non-Alam
 Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3.      Bencana Sosial
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
            Jenis – jenis bencana dapat dikategorikan menjadi 6 jenis yaitu bencana yang disebabkan factor Geologi (gempabumi, tsunami, longsor, gerakan tanah), Hidro-meteorologi (banjir, topan, banjir bandang, kekeringan), Biologi (epidemi, penyakit tanaman, hewan), Teknologi (kecelakaan transportasi, industri), Lingkungan (kebakaran,kebakaran hutan, penggundulan hutan) dan Sosial (konflik, terrorisme)
                                               
Manajemen Bencana
Manajemen Bencana (Disaster Management) adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi (UU 24/2007).

Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana
A.    Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan meniadakan bahaya). Misalnya: melarang pembakaran hutan dalam perladangan, melarang penambangan batu di daerah yang curam.

B.     Mitigasi (mitigation)
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007. Bentuk mitigasi :
         Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
         Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)

C.     Kesiapan (preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007) Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.

D.    Peringatan Dini (early warning)
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007)
Pemberian peringatan dini harus :
         Menjangkau masyarakat (accesible)
         Segera (immediate)
         Tegas tidak membingungkan (coherent)
         Bersifat resmi (official)

E.     Tanggap Darurat (response)
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.

F.      Bantuan Darurat (relief)
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa : pangan, sandang, tempat tinggal sementara, kesehatan, sanitasi dan air bersih

G.    Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).

H.    Rehablitasi (rehabilitation)
Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.

I.       Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

Metode Ilmiah

METODE ILMIAH
Oleh
Drs. Hamami M.Si
                Menurut A. Comte dalam sejarah perkembangannya manusia ada tiga tahap , yaitu :
1.       Tahap teologia atau metafisika
2.       Tahap filsafat
3.       Tahap positif atau tahap ilmu

Pada tahap pertama atau tahap metafisika cerita – cerita mitos berkembang pesat  Hal ini disebabkan untuk memuaskan atau menjawab keingintahuan manusia saat itu . Berkembanglah fenomena itu melalui cerita atau cara lain misalnya tari-tarian , pertunjukkan , dan sebagainya . Inti cerita tersebut melambangkan simbol-simbol pada kehidupan manusia tentang kebaikan dan kejahatan , kehidupan dan kematian , perkawinan dan kesuburan , firdaus dan akhirat serta banyak hal lain yang dapat menjawab rasa ingin tahu manusia.
                Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya :
1)      Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tak dapat membedakan benda-benda . Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh , maka mata tak mampu melihatnya.
2)      Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik . Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu perdetik tak terdengar.
3)      Alat Pencium
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya . Manusia hanya bias membedakan 4 jenis rasa yaitu manis , masam , asin , dan pahit .
Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian . Melalui bau , manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak semua orang melakukannya.
4)      Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relatif sehingga tidak bias dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut diatas sangat berbeda-beda , diantara manusia : ada yang sangat tajam penglihatannya ada yang tidak . Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah . Akibat dari keterbatasan alat indera kita mungkin timbul salah informasi , salah tafsir dan salah pemikiran . Untuk meningkatkan kecepatan dan ketetapan alat indera tersebut dapat juga dilatih untuk itu , namun tetap sangat terbatas . Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat , meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan . Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi , mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :
a)      Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat
b)      Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu
c)       Hasrat ingin tahunya terpenuhi.
Pada tahap teologi ini manusia menemukan identitas dirinya . Manusia sebagai subjek dan alam sebagai objek . Manusia beum mampu memaksimalkan inderanya sehingga manusia dan alam lebur jadi satu . Lewat mitos manusia dapat mengambil bagian dalam peristiwa-peristiwa alam dan menanggapi kekuatan alam.
Contoh : Peristiwa meletusnya gunung berapi yang menimbulkan gempa dahsyat , muntahan lahar panas yang merusak wilayah sekitar , awan panas (wedus gembel) yang menyapu kehidupan sekitarnya , belum lagi lahar dingin setelahnya yang meluluh lantakkan daerah aliran yang dilewatinya . Maanusia pada tahap teologi atau metafisika (Menurut A.Comte) atau tahap mitos (menurut CA. Van peursen) belum dapat melhat fenomena ini dengan inderanya untuk mencerna secara ilmiah.
Maka manusia pada saat itu beranggapan bahwa peristiwa yang terjadi dijawab dengan mitos yang berkembang. Misalnya dewa yang menjaga gunung berapi tersebut sedang marah . Sehingga antisipasi manusia untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara-cara yang dianggap dapat mendekati dewa supaya tidak marah kembali dengan member sesaji atau korban tertentu.
Dlam menghadapi peristiwa alam seperti gunung berapi , gempa bumi , halilintar , banjir bandang , dan sebagainya , manusia pada saat itu selalu menghubungkan dengan kekuatan-kekuatan gaib misalnya dewa yang marah , syetan , hantu atau makhluk gaib lainnya . Saat itu mitos seperti ini sangat berpengaruh sekali , bahkan saat inipun di daerah-daerah tertentu mitos seperti ini masih dipertahankan dan dipelihara .
Mencari jawaban dengan menghubungkan semua peristiwa yang terjadi dengan makhluk gaib disebut irrasional . Manusia pada tahap mitos ini mengatasi sesuatu peristiwa juga denga irrasional . Dengan cara cara seperti menyanyi , menari , selamatan atau cara-cara lain dimana isi syair lagu atau tarian menceritakan tentang kehebatan atau kemurkaan dewa tertentu , juga bagaimana mengatur peristiwa-peristiwa yang terjadi . Namun lewat cara-cara tadi , manusia merasa aman dan merasa dapat menghindar dari peristiwa-peristiwa yang menghantui mereka . Demikian manusia pada tahap ini menjawab keingintahuannya dengan menciptakan dongen atau mitos karena alam pikirannya masih terbatas pada imajinasi atau intuisi .
Semakin berkembangnya alam fikiran manusia dan semakin majunya penyelidikan manusia tentang gejala-gejala yang muncul , maka banyak pertanyaan yang dapat terjawab tanpa harus manusia mengarang mitos seperti dulu. Sehngga lama kelamaan mitos mulai terkikis dengan sendirinya . Mitos masih bertahan di kalangan tertentu atau masih digunakan untuk cerita ke anak kecil jika manusia tidak mampu menjawab atau malas member keterangan secara ilmiah .
Menurut A.Comte setelah tahap metafisika manusia berkembang ke tahap filsafat . Pada tahap ini rasio sudah mulai digunakan hanya pada waktu itu belum ditemukan metode secara objektif . Pada tahap filsafat ini manusia menggunakan rasionya untuk memahami fenomena alam semesta namun dalam tahap yang dangkal , sedangkan objek belum dimasuki secara metodologis dan definitive .
Alam fikiran manusia berkembang terus sehingga manusia mulai lebih banyak menggunakan rasionya untuk memecahkan masalah . Tahap ini menandakan perkembangan alam fikir manusia ketahap positif / ilmu. Pada tahap positif ini rasio sudah dioptimalkan secara objektif , sehingga manusia memandang objek dengan rasio . Pemikiran manusia berkembang terutama dalam memandang dirinya (subyek) dan obyek . Manusia memisahkan objek dan objek tidak seperti memahami mitos yang menganggap semua sudah digariskan . Sehingga manusia mendapatkan dirinya diluar objek , sehingga manusia merasa tidak terkungkung dari objek dan memandang alam sekitar lebih luas .

Misalnya manusia menghadapi peristiwa gunung berapi yang meletus . Manusia mengamati mengapa gunung berapi tersebut meletus . Sehingga tidak lagi untuk mengahadapi fenomena meletusnya gunung berpai mengadakan selamatan , tari-tarian yang dipersembahkan ke penunggu gunung tersebut . Tetapi dengan mengamati fenomena yang ada, mengamati gejala-gejala yang timbul , mulai dari getaran , awan panas , lahar panas dan sebagainya. Manusia mulai membuat alat untuk mengukur gejala fenomena tersebut , mengamati , mengevakuasi dan menyediakan tempat aliran lahar yang menerjang pemukiman warga . Intinya tindakan manusia adalah sesuai dengan hasil pengamatan dari perkembangan alam fikir manusia ini intinya manusia mulai meninggalkan pemikiran yang irrasional ke pemikiran yang rasional . Pemecahan secara rasional berarti mengandalkan  rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang disebut paham rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan , kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola fikir yang disebut silogisme. Silogisme itu terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Kesimpulan atau konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut.
Contoh :
Semua makhluk bernafas                             (Premis mayor)
Si Ali adalah seorang makhluk                     (Premis minor)
Jadi , si Ali juga bernafas                               (Kesimpulan)
Kesimpulan yang diambil ini hanya benar , bilamana kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu dari ketiga hal ini salah , maka kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
       Contoh :
Pada zaman alkimia (abad pertama sampai kedua) pernah digunakan penalaran deduktif ini bertitik tolak dari ajaran aristoteles mengenai prinsip “perkembangan”. Menurut pendapat ini dikatakan bahwa semua benda (termasuk logam) akan mengalami perkembangan ke arah kedewasaan. Logam yang telah dewasa atau “matang” adalah emas dan perak. Dengan demikian semua logam akan mengalami proses perkembangan menjadi asam (premis mayor). Air raksa adalah logam (premis minor). Jadi , air rksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan).
Kesimpulan bahwa air raksa dubah menjadi emas tergantung dari kebenaran premis mayor , premis minor , dan cara menarik kesimpulannya. Blia ketiga hal ini benar , berarti kesimpulan yang diambil juga benar.Teapi bilamana premis mayor misalnya diragukan kebenarannya maka kesimpulan yang diambil juga tidak benar.Karena percaya akan kebenaran kesimpulan tadi, makadicarilah “batu filosofi” yang sanggup mengubah air menjadi emas. Pada zaman sekarang dmungkinkan untuk mengubah  air raksa menjadi  emas dengan proses transmusiti inti.
Dengan demikian jelas bahwa penalaran deduktif ini pertama-tama harus dawali dengan penyataan yang sudah pasti kebenarannya . Aksi oma  dasar ini yang dipakai untuk membangun system pemikirannya , diturunkan atau berasal dari idea yang yang menurut anggapannya : jelas , tegas , dan pasti dalam pemikiran manusia Untuk meningkatkan kecepatan dan ketetapan alat indera tersebut dapat juga dilatih untu. Namun dalam kenyataannya sering idea yang menurut seseorang  cukup jelas dan dapat dipercaya tidak dapat diterima orang ain .Masalah utama dalah kesulitan untuk menilai kebenaran premis-premis yang digunakan. Ini disebabkan penalaran yang dilakukan bersifat abstrak , lepas dari pengalaman, sehingga tidak mungkin dapat diamati oleh panca indera. Dengan penalaran deduktif ini data diperoleh bermacam-macam pengetahuan mengenaik suatu objek tertentu tanpa ada kepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak . Disamping itu juga terdapat kesulitan untuk menerapkan konsep rasional kepada sejumlah praktisi. Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pealarandeduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman konkret disebut penganut empirisme. Pahap empirisme menganggap bahwa pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret. Menurut paham empirisme ini, gelajala alam itu bersifat konkret dan dapat ditangkap dengan panca indera manusia. Dengan pertolongan panca inderanya , manusia berhasil menghimpun sangat banyak pengetahuan . Himpunan pengetahuan belom bsa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan dicari hubungan sebab akibatnya. Untuk maksud itu perlu dilakukan penalaran. Penalaran haruslah dimulai dari yang sederhana menuju ke yang lebih kompleks. Di dalam penalaran itu, fakta yang didasarkan atas pengamatan tidak boleh dicampur adukkan dengan dugaan atau pendapat orang yang melakukan penalaran . Mengemukakan pendapat sering juga berfaedah, tetapi haruslah ada garis pemisah yang tegas antara dugaan dan fakta. Yang terutama kita perhatikan disini ialah gejala alam . Ada gejala alam yang ditirukan manusia , ada juga yang tidak dapat. Penyelidikan gejala alam yang dapat ditutunkan di dalam laboratorium (kadang-kadang ukuran kecil)  iasanya lebih cepat membawa hasil dibandingkan gejala yang tidak dapat diulangi dala laboratorium.
Dari pengamatan secara sistematis dan kritis atas gejala-gejala alam akan diperoleh pengetahuan tentang gejala itu . Mungkin akan terlihat adanya karateristik tertentu , adanya kesamaan, adanyqa demikian akan dapat ditarik suatu generalisasi dari berbagai kasus yang terjadi.
Penganut empirismu menyusun pengetahuan dengan menggunakan penalaran induktif . Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menari kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi , tembaga , aluminium ,dan sebagainya , jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang . Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa semua logam jika dipanasi akan berambah panjang.
                Contoh lagi : Kucing bernafas , kambing bernafas , sapi kuda dan harimau juga bernafas. Dapat disimpulkan bahwa semua hewan dapat bernafas.
Dengan penalaran induktif  ini makin lama dapat disusun pernyataan yang lebih umum lagi dan makin fundamental. Dari contoh diatas tadi dapat diteruskan : Hewan dapat bernafas . Manusia dapat bernafas . Dapat disimpulkan bahwa semua makhluk hidup bernafas . Dengan cara ini dapat diperoleh prinsip-prinsip yang bersifat umum sehngga memudahkan dalam memahami gejala yang beraneka ragam.
Namun demikian ternyata bahwa pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan penalaran induktif ini masih belum bias diandalkan kebenarannya. Sekumpulan fakta belum tentu bersifat konsisten atau bahkan mungkin bersifat kontradiktif. Demikian pula fakta yang nampak berkaitan belum dapatmenjamin tersusunya pengetahuan secara sistematis.
Misalnya dari hasil pengamatan terhadap anak-anak yang berprestasi di beberapa sekolah menunjukan bahwa semuanya berhidung mancung. Seakan ada kaitan antara prestasi tinggi dengan hidung mancung. Adakah sebenarnya hubungan antara hidung mancung dengan hasil prestasi yang tinggi?
Di samping itu masih ada kesulitan dalam masalah menafsirkan atas apakah sebenarnya yang dimaksud pengalaman itu ? apakah pengalaman itu merupakan stimulus panca indera , ataukah justru persepsi ?
Ditambah lagi dengan kemampuan panca indera yang kurang dapat diandalkan. Misalnya tongkat lurus yang sebagian terendam dalam air akan terlihat bengkok.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang diperoleh hanya dengan penalaran deduktif tidak dapat diandalkan karena bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman . Demikian pula pengetahuan yang diperoleh hanya dari penalaran induktif juga tidak dapat diandalkan karena kelemahan pancaindera. Karena itu himpunan pengetahuan yang diperoleh belum dapat disebut ilmu pengetahuan.

                Pengertian Metode ilmiah
Pengertian metode ilmiah adalah system pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis , kritis , empiris , dan didsarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboratorium dan atau verifikasi data secara realistik. Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu pengetahuan alam terutama dalam pengerjaan masalah yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan umum atau melakukan generalisasi melalui pengolahan data , yakni uji data dari interpretasi  secara ilmiah .
                                Kebenaran ilmiah selalu berpegang pada beberapa hal fundamental , berikut :
1.       Teori yang dijadikan dalil utama dalam memngukur fakta-fakta yang actual
2.       Data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen tertentu
3.       Pengelompokan fakta dan data yang signifikan
4.       Uji validitas
5.       Penarikan kesimpulan yang operasional
6.       Fungsi timbal balik antara teori dan realitas
7.       Pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji
8.       Pembatasan wilayah penelitian yang proporsional

Delapan cirri tersebut merupakan citra dari ilmu pengetahuan dan metode ilmiah .
               
                Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah artinya karakter yang menjadi persyaratan para ilmuwan dalam mencari  kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah didukung sepenuhnya oleh pendekatan dan metode ilmiah yang sudah diakui oleh para ilmuwan. Sikap ilmiah meliputi hal-hal berikut :
1.       Rasional, artinya segala sesuatu yang dipikiran dan ditelaah harus menggunakan pola piker yang sehat dan masuk akal
2.       Empiris, artinya didasarkan pada pengalaman indrawi atau dapat dibuktikan secara real
3.       Objektif, artinya terfokus pada kebenaran apa adanya sebagaiman objek yang diteliti
4.       Sistematis, artinya tersusun mengikuti aturan baku penelitian llmiah
5.       Teoritis, artinya didasarkan pada teori yang sudah diakui kebenarannya dan dibuktikan di lapangan sehingga kemungkinan dapat melahirkan teori yang baru
6.       Kritis, artinya tidak ada yang sifatnya mutlak, semua hasil penelitian ilmiah dapat diuji kembali sehingga melahirkan kebenaran dialektis diantara tesis , antithesis , dan sintesis
7.       Teknologis, artinya hasil penemuan ilmiah bermanfaat untuk kehidupan manusia
8.       Relativistik, artinya mengakui bahwa kebenaran berubah-ubah.

Sikap ilmiah merupakan perluasan kemampuan yang digunakan peneliti untuk mencari kebenaran realistik. Sikap ilmiah ini dimulai dengan mengutamakan sikap konsisten dalam berpikir ilmiah.Dalam kerangka berpikir ilmiah, logika digunakan sebagai metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan deduktif maupun induktif. Sikap ilmiah berpedoman pada paradigma tentang kebenaran indriawi yang positif karena akan lebih membuktikan relevansi antara teori dan realitas secara apa adanya. Oleh karena itu , metode ilmiah harus mengupayakan pendekatan fenomenologis.

Langkah-langkah metode ilmiah
                Pengembangan ilmu engetahuan dimulai dengan menetapkan postulat-postulat yaitu asumsi yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan. Selanjutnya disusun logika yaitu aturan berpikir yang berlaku dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Logika tersebut diterapkan dengan sistematis untuk membangun tesis (pendapat) atau teori tentang hubungan sebab akibat sebagai hasil postulat dan logika dalam system berpikir tersebut. Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam fakta-fakta metode ilmiah adalah sebagai berikut :
1.       Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi , aturan , infernsiinduktif, probabilitas, kalkulus, dan sebagainya merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan .
2.       Objektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena. Adapun  objektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak bergantung pada suasana hati, prasangka, atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut objektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena
3.       Sistematis, yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Keteraturan internal ini mencakup keteraturan dalam teori, hokum, prinsip, dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Akan tetapi, sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada asas teori ilmu pengetahuan.
4.       Andal, yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan, yaitu bahwa ilmu pengetahuan bersifat umum,terbuka, universal.
5.       Disained, artinya dirancang sedemikian rupa. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dikembangkan menururkan dengan hasil yang dapat diandalkan, yaitu bahwa it suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
6.       Akumulatif . ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta,teori,hokum atau aturan, yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaidah yang salah, kaidah itu diganti dengan kaidah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final sehingga pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka. ikut :
6.s mengupayakan pendekatan fenomenologis.enaran dialect

Cara-cara berfikir rasional dan empiris tersebut tercermin dalam langkah-langkah yang terdapat  dalam proses kegiatanilmiah tersebut. Kerangka dasar prosedurnya dapat diuraikan atas langkah-langkah berikut :
1)      Penemuan dan penentuan masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita menghadapi berbagai masalah. Dengan adanya masalah ini maka otak kita mulai berpikir. Kesadaran mengenai masalah yang kita temukan secara empiris tersebut menyebabkan kita mulai memikirkannya secara mendalam : kita mulai mengkajinya secaa rasional. Masalah tersebut harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk dianalisis secara logis dan kemudian mudah untuk dipecahkan. Jadi pada langkah pertama ini kita menetapkan masalah yang akan kita telaah dengan lingkup dan batas-batasnya. Ruang lingkup dan batas-batasnya tersebut harus jelas hingga tidak mengalami kesukaran dalam merumuskan kerangkanya.
2)      Perumusan kerangka masalah
Langkah ini merupakan usaha untuk mendeskrisipkan permasalahannya secara lebih jelas. Suatu masalah merupakan suatu gejala dimana beberapa fakta saling berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu kerangka permasalahan. Unsur-unsur yang membentuk kerangka ini dapat kita turunkan secara empiris. Tetapi tidak semua masalah dalam keadaan demikian. Banyak masalah yang unsure-unsur pembentuknya tidak dapat dikenal langsung secara empiris, dan untuk itu diperlukan kerangka pemikiran rasional. Jadi dalam langkah perumuan kerangka permasalahan ini, kita sudah mulai berpikir secara empiris dan secara rasional.

3)       Pengajuan hipotesis
Hipotesis adalah kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antara unsure-unsur yang membentuk suatu kerangka permasalahan. Pengajuan hipotesis ini didasarkan pada permasalahan yang bersifat rasional. Kerangka pemikiran sementara yang diajukan tersebut disusun secara deduktif berdasarkan premis-premis atau pengetahuan yang telah diketahui kebenarannya.

4)      Deduksi hipotesis
Kadang-kadang, dalam mejembatani permasalahan secar rasional dengan pembuktian secara empiris membutuhkan langkah pengantara. Deduksi hipotesis ini merupakan langkah tertentu dalam rangka menguji hipotesa yang diajukan. Konsekuensi hipotesis tersebut secara  deduktif dijabarkan secara empiris. Jadi dapat juga dikatakan bahwa deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta-fakta apa saja yang dapat diamati dalam dunia fisik yang nyata dalam hubungannya dengan hipotesa yang diajukan.

5)      Pengujian hipotesis
Langkah ini merupakan uaha untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan deduksi hipotesis. Jika fakta-fakta tersebut sesuai dengn konsekuensi hipotesis, berart bahwahipotesi yang diajukan benar/terbukti, karena didukung oleh fakta-fakta yang nyata. Sebaliknya bila fakta-fakta yang ada tidak sesuai dengan konsekuensi hipotesis, yang berarti bahwa hasil deduksinya meleset, maka hipotesis tersebut harus ditolak. Jadi criteria untuk menentukan apakah suatu hipotesis benar atau tidak ialah kenyataan empiris, apakah hipotesis tersebut didukung fakta atau tidak.
Dengan telah dibuktikannya kebenaran dari suatu hipotesis, maka hipotesis tersebut dapat dianggap sebagai teori ilmiah dan merupakan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini dapat berupa teori baru, kaidah baru, atau mungkn juga hanya sekedar penemuan lanjutan dari teori yang sudah ada. Selanjutnya pengetahuan ini dapat digunakan sebagai premis dalam usaha menjelaskan tau menelaah gejala-gejala lainnya. Proses kegiatan ilmiah tersebut berlangsung terus dan merupakan daur yang tidak tahu batas akhirnya.
Langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah tersebut diatas tersusun dalam aturan yang teratur ; langkah yang satu merupakan langkah persiapan bagi langkah berikutnya. Agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah, maka harus ditempuh seluruh langkah-langkah ersebut, meskipun prakteknya tidak selalu harus dengan urutan yang sama. Dengan adanya hubungan langkah-langkah yang dinamis, langkah yang satu menjelaskan langkah-langkah yang lainnya maka pengetahuan yang ditemukan konsisten engan dengan pengetahuan yang sebelumnya dan didukung oleh fakta-fakta yang nyata.

6)      Keterbatasan dan keunggulan metode ilmiah
Keterbatasan :
Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan ilmu pengertahuan yang ilmiah. Dalam pengujian hipotesis, diperlukan data. Data ini berasal dari pengamatan yang dilakukan oleh pancaindera. Kita mengetahui bahwa panca indera mempunyai keterbatasan untuk menangkap suatu fakta. Dengan demikian maka data yang terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang tidak benar, tentu saja juga akan tidak benar. Jadi, peluang terjadinya kekeliruan suatu kesimpulan yang diambil berdasarkan metode ilmiah tetap ada. Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah, atau kebenaran ilmu, termasuk ilmu pengetahuan alam (IPA) bersifat tentatif, artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu. Sedangkan kesimpulan ilmiah dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru.
Keterbatasan lain dari metode ilmiah adalah tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang bersangkutan denga baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya tuhan.
Keunggulan :
Ilmu atau ilmu pengetahuan (termasuk IPA) mempunyai cirri khas yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan sifat-sifat tersebut maka orang yang berkecimpung atau selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap yang disebut sikap ilmiah. Yang dimaksud dengan sikap ilmiah tersebut adalah sikap :
a)      Mencintai kebenaran yang objektif, dan bersikap adil
b)      Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
c)       Tidak percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan
d)      Ingin tahu lebih banyak
e)      Tidak berpikir secara prasangka
f)       Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti yang nyata
g)      Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan ilmiahnya benar.